Laboratorium RS Islam Jakarta Pondok Kopi melayani pemeriksaan rapid test Rapid Test atau tes cepat COVID-19 adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.
perlu diketahui tes cepat dapat diperuntukkan untuk OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Petugas Kesehatan dapat dilakukan untuk menentukan status kesehatannya karena sangat berisiko tinggi penularan dari pasien covid 19 .
rapid test sebagai pemeriksaan skrining bukanlah untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau Covid-19 sedangkan untuk memastikan diagnose melalui pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
Apa yang dimaksud OTG , ODP dan PDP ?
- OTG (Orang Tanpa Gejala) – yaitu mereka yang tidak menunjukkan gejala tetapi pernah melakukan kontak erat dengan orang positif COVID-19.
- ODP (Orang Dalam Pemantauan) – yaitu orang yang sedang dipantau karena
- Orang demam (≥380C), riwayat demam atau pilek/ sakit tenggorokan/ batuk dan
- dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala pernah berada di negara/ wilayah dengan penularan lokal atau melakukan kontak erat dengan orang sakit COVID -19 (terkonfirmasi ataupun probabel)
- PDP (Pasien Dalam Pengawasan) adalah
- Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala sakit pernapasan (batuk/ sesak nafas/sakit tenggorokan/ pilek/ pneumonia ringan hingga berat) DAN dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala pernah berada di negara atau wilayah dengan penularan lokal
- Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA DAN dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala pernah berkontak erat dengan orang sakit COVID -19 (terkonfirmasi ataupun probabel)
- Orang dengan ISPA berat/ pneumonia berat DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
Dalam pemeriksaan rapid test dan PCR terdapat bebrapa perbedaan baik secara prosedur maupun interpretasi . Beberapa perbedaan mendasar antara rapid test dan PCR (swab test) yang harus kita pahami adalah
Rapid Test
- Parameter uji: Imunoglobin dalam darah
- Keluar hasil: Hitungan menit
- Akurasi: Tidak akurat
- Sarana uji: Bisa di mana saja
Swab Test
- Parameter uji: DNA virus corona
- Keluar hasil: 2-7 hari
- Akurasi: Sangat akurat
- Sarana uji: Harus laboratorium BSL 2
Apa manfaat rapid test dan swab test ?
Keduanya sama-sama digunakan untuk menguji virus corona, nyatanya fungsi rapid test dan swab test sangat berbeda. Rapid test merupakan tes (secara massal) yang berfungsi untuk screening potensi kasus positif virus corona di masyarakat. Sementara, swab test berfungsi sebagai standar diagnostik virus corona yang dianjurkan WHO (World Health Organization).
Bagimana metode dan alat yang digunakan ?
Rapid test mengunakan metode pengujian dilakukan secara massal dengan menggunakan sampel darah. Sampel darah kemudian dicek menggunakan Rapid Test Kit (alat tes darah berbentuk mirip alat tes kehamilan) untuk melihat adanya reaksi antibodi (zat imunoglobulin) yang terbentuk ketika terserang virus
Sedangkan pada swab test (uji kerik), metode pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel swab spesimen dari tenggorokan, mulut atau hidung. Setelahnya, akan dilakukan serangkaian tes pada sampel swab tersebut menggunakan metode bernama PCR (Polymerase Chain Reaction). Dengan metode ini, dapat terlihat melihat ada atau tidaknya DNA virus corona pada sampel tersebut.
Waktu test atau lama pengujian sample ?
Lama pengujian rapid test tergolong singkat. Umumnya hasilnya dapat diketahui sekitar 10-15 menit setelah pengujian. Sedangkan pada swab test, lama pengujian memerlukan waktu 2 – 7 hari .
Tingkat Akurasi Hasil Tes ?
Hasil rapid test tergolong kurang akurat jika dibandingkan dengan swab test yang disebabkan antibodi tidak langsung terbentuk meski kita telah terinfeksi virus Corona. Pembentukan antibodi butuh waktu setidaknya 7 hari sejak terinfeksi.
Hasil reaktif pada rapid test menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona walupun pada bebrapa kasus di temukan hasil rapid test yang non reaktif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap virus Corona. Oleh karena itu jika hasilnya non reaktif/negatif, sebaiknya dilakukan test ulang 7-10 hari setelahnya.
Pasien disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.
Namun bila hasil rapid test reaktif (+) perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan swab untuk tes PCR guna memastikan apakah benar terdapat infeksi SARS-CoV-2. Selama menunggu hasil PCR, Anda harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama paling tidak 14 hari. Kita perlu memahami bahwa hasil reaktif/positif dari rapid test tidak menjadikan seseorang dapat dikatakan menderita COVID-19.
Jaga kondisi kesehatan dan ikuti anjuran pemerintan untuk tetap melakukan social dan physical distancing serta cuci tangan dan gunakan masker . Bila muncul gejala segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19 untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Unit Laboratorium RS Islam Jakarta Pondok Kopi :
Telp :021-29809000 / 021-8630654 Ext : 2104
Marketing : 021-29809000 / 021-8630654 Ext : 1309
Dasir 0812 1810 5711 WA Only
Aditya Arianto 081802824489 WA Only
Disarikan dari berbagai sumber :
https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-rapid-test-untuk-virus-corona
